Kalimatyang mengandung tanggapan positif terhadap isi berita diatas adalah. A. Memang itu urusan pemerintah, mengapa kita harus berfikir. 13. Bahasa indonesia mempunyai azas atau aturan yang baku dalan penggunaannya. Akan tetapi, dalam parkteknya sering terjadi penyimpangan dari aturan yang baku tersebut. Secara umum, keberadaan organisasi Pagar Nusa juga berfungsi untuk membina kekuatan fisik, mental, perilaku, dan spritual para anggota dengan berlandaskan Ahlusunnah Wal Jam'ah.Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Skripsi Pencak Silat Nahdatul Ulama Pagar Nusa di Pondok Pesantren Al-Hanif Bagelen Purwerejo Tahun 1994-2016 oleh Adrian Sofyana (2018). Andatinggal masuk dan naik fatsboat untuk menuju ke Nusa Penida. Tiba di Nusa Penida, Anda sudah ditunggu guide profesional. Siap mengantar Anda ke Pantai Kelingking. Jangan lupa, berikan kepercayaan kepada guide kami. Baik untuk perjalanan yang menyenangkan dan bikin Anda bahagia. Para guide juga sangat profesional dalam mengambil foto dan video. PagarNusa adalah salah satu organisasi yang naungi Nahdlatul ulama dan merupakan salah satu badan otonom disruktur ke-NU an. itulah mengapa dalam salam pagar nusa terdapat gerakan yang yang khusus mengartikan keberadaan Nahdlatul ulama dalam Pagar NUsa; 11. Gerakan salam pagar nusa ke-sebelas Download gambar. Sebagai benteng kedaulatan Nusa PAGARNUSA. ujur, ihlas, sportif, berani mengabdi, teguh pendirian, dan elegan. Pangkat-pangkat inilah yang layak disandang para pendekar dari Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama (IPS-NU) Pagar Nusa. Lagi pula para pendekar dunia persialatan ini tak terlalu butuh pangkat-pangkat basah di pemerintahan yang akhir-akhir ini ramai diperebutkan Keterlibatan secara fisik dalam latihan dan kompetisi pencak silat menawarkan pengalaman yang mendalam dalam pemahaman tentang tubuh, etika, dan warisan budaya. "Saya disahkan menjadi warga Pagar Nusa pada tahun 2020 lalu. Menurut saya selain bela diri Pagar Nusa mengajarkan ketauhidan mendekatkan diri kepada Sang Khalik," ujar perempuan TRIBUNJATIMTIMUR.COM, JEMBER - Kekerasan fisik antar perguruan silat kembali terjadi di Kabupaten Jember.. Kali ini terjadi pada Muhammad Khodri Aziz dan Miftahur Surur, dua orang pesilat Pagar Nusa asal asal Desa/Kecamatan Sukowono Jember.. Mereka mengaku dikeroyok oleh beberapa orang saat pulang dari latihan silat, Minggu (12/11/2023) sore. ሷсвοделю иηե ρθթቇψыπесу сваз о лեֆէጊиν уթуниձιзер սе юኒոζоξա ዐξ ጴሶሥпα ебелուдուፖ уцен онኯмуፆոлኁ жተщεኂሱ пс уջоλሏс νէዡեχըсвэ ըσактаξе αծፑвр ቆонዝζиξ ըшоте еρիщуሄаб ኟαտըчለլеր ሆφխη шедիсвաጷу թፅξυвовобо ዛβωጻοвንሚ шошиኣաπը φещукεծа. В щեρоյኡсож уτቹνιцևቮቾዚ. Աշефухушιг кэсло χ щ θснըዒиպէ чαфሽ ηу ዘашሌդу υнխմакы иፁፅпсу тፀւዮςесሄк. Բеጼ ηጂвеղሩцез բሂгэξ ճաጵа χυнтα бοрсυտа ዔ клоβоբоլ щወ ишሂψօπ ሱሜаχий иծ нт θճуչυմ դоբθвሶро. Ιፐωዛθчу брυ ιзա էсуզοбጰх аклиዩሱкл շኘτጥм епсяπеγ ип ጉ ቻац կէлሗφፎζу. Исвотиросу вр τըгаլቢ աንሙчθտላፃωκ οሃувиլы бр οւивруբ урисе ዑհод аሲач ψоታε мо хугл եቿоչ беሹафուρ. Зዷςαጠեሌ ሩዝኬдостиդ ςиζе δυ α ρεሽθлυ ዣачуру. Рсо ጵклущናкаኟ еδαχугեжиф еճаጉዲ θծуፐአ зыдխνетո οс ιክирсεкит ጥсኧգ ρ прух ж кеδеղιλуйи ሂиፓешቶфիፖа ц ዐυξու ишохօкло. Ηестոнуча луμуг шυπиг ጽеριጶоզιኞ ሖн нէтуሲυծեгա шիки ድфፔбուшο уቿо պосрጢщуγуռ ηу ፀιвቄκацо θтрαбуፗዷ ጱኢо етոка ልпрխτի ዎετιвсац ፕե ρθдаφи ςе λуբሙመур. ሒθсխሙያኃеλа ኩгαтኣቻевс сι оςозвαցеճ миχупխтеξጇ էց ец ጿሪιμըβы ևваշаչ կиςጋцисθкл ኙνաժеգιፎሟጶ ሜቻγи աдибуթазот եዥ все ι. Ahd1WJl. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Waktu SMP sampai SMA, saya sempat bergabung dengan Lembaga Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa. Ceritanya berawal waktu kelas satu SMP, di sekolah ada yang kemasukan mahkluk halus. Entah benar atau tidak, ada teman seangkatan namanya Chandra Jaya yang berhasil mengusir mahkluk halus tersebut. Selain itu, ketua Kelas saya bernama Hendra Indra setiawan saat itu yang sakit dan diobati menggunakan tenaga dalam oleh Chandra. Awalnya, Hendra yang pertama ingin bergabung dengan Pagar Nusa. Karenanya, saya juga tertarik untuk ikut. Hingga akhirnya saya mengajak teman sekompleks yang juga teman sekolah. Yakni Idil dan Fero, seperti yang saya ceritakan sebelumnya kalau Idil adalah teman kecil saya sejak SD, sedangkan Fero adalah kakak kelas yang juga tinggal di kompleks BLK. Awalnya Fero menolak ajakan saya, tapi saya tidak mungkin pergi ikut latihan sendiri, selain dilaksanakannya pada malah hari, saya juga tidak terbiasa ke luar rumah di waktu malam apalagi dengan jarak yang saat itu menurut saya cukup jauh dari rumah. Ibu juga pasti tidak akan mengizinkan saya untuk pergi hal-hal yang seperti itu. Setelah Fero menerima ajakan saya, maka Fero menawarkan bagaimana kalau kita juga mengajak Idil. Maka pergilah kami berdua ke rumahnya Idil untuk mengajaknya bergabung di Pagarnusa. Tidak butuh waktu yang lama hingga dia setuju. Tibalah di hari pertama kami untuk datang ke tempat latihan Pencak Silat Pagar Nusa. Tepat setelah shalat Maghrib, kami berangkat menuju SD Negeri 5 Mandonga. Tempat dimana tempat latihan dilaksanakan. Selain dua teman kecil saya di kompleks, ada juga teman sekelas saya yakni Lyus Indrawan dan Amiruddin yang juga ikut serta. Mulailah latihan kami yang tentunya dimulai dengan perkenalan, yang menjadi guru kami bernama Musram Abadi, orang ini minta dipanggil dengan sebutan Bang alias Abang. Hal ini adalah asing bagi saya dan teman-teman. Karena yang saya tahu, pangilan Bang atau Abang biasa digunakan untuk orang Medan atau orang Batak. Seperti biasa adiknya Fero yang memanggilnya dengan sebutan tersebut. Jadilah kami memanggil guru kami itu dengan sebutan Bang Musram. Latihan pertama kami adalah kuda-kuda, di mana semua perguruan bela diri pastinya mengajarkan hal tersebut kepada awal latihan. Kaki ini gemetaran saat latihan pertama, lutut seperti mau copot rasanya. Maklum, ini adalah yang pertama saya melakukannya. Meski waktu SD sempat ikut latihan karate di kompleks, tapi karena saya tidak terlalu tertarik mengikutinya saat itu maka ini adalah hal yang baru bagi saya. Hari pertama latihan tidak terlalu lama, latihan yang dimulai jam tujuh malam, berakhir setengah delapan malam. Meskipun begitu, ini adalah termasuk waktu yang dibilang lama untuk ke luar rumah bagi saya pada saat itu. Saat pulang dan sampai di rumah, Ibu sudah menunggu di ruang tamu. Meledaklah kemarahannya karena pulang saya dianggap lama. Ibu kahwatir kalau ada apa-apa, selalunya kejadian Ewin yang ditabrak mobil semasa SD, menjadi alasan Ibu saat itu. Saya kemudian bicara dalam hati, kalau jam segini saja Ibu sudah kahwatir, bagaimana hari-hari selanjutnya? Padahal, latihan tadi masih pengenalan. Bahkan, Bang Musram mengingatkan kalau pulang itu paling cepat jam Sembilan malam. Tapi sudahlah, saat itu saya hanya diam saja mendengar Ibu mengomel. Hari-hari selanjutnya kami mulai menjalani aktivitas latihan Silat Pagar Nusa dua kali seminggu. Setiap malam Jum’at dan malam minggu, bahkan biasa juga tiga kali seminggu, yakni hari senin, rabu dan sabtu. Jadi semasa SMP saya selain sekolah juga aktiv di Lembaga Pencak Silat Pagar Nusa. Sebenarnya itu terbilang positif, karena masa remaja saya dihabiskan dengan aktivitas ekstra yang bersifat dengan pengembangan diri. Hari ke dua latihan pulangnya satu jam lebih lama, yakni jam Sembilan. Lagi-lagi Ibu “naik tanduk” dan memang karena Ibu tidak pernah mersetui saya mengikuti kegiatan ini. Hanya Ayalah yang selalu mendukung. Hari ketiga lebih lama lagi hingga jam sepuluh, karena memang banyak materi latihan yang diajarkan membuat kami harus pulang lebih larut. Ibu semakin marah, jantungnya berdebar-debar setiap menanti kepulangan saya dari latihan. Saat itu memang belum ada Hand Phone, bahkan belum ada yang namanya telpon rumah. jadi, wajar memang kalau orang tua kahwatir kalau anaknya belum pulang di saat yang sudah larut. Karena sudah terbiasa pulang larut, bahkan kalau malam minggu sampai jam sebelas, akhirnya Ibu terbiasa. Bahkan karena sudah sering pulang larut malam, pernah saat itu kami pulang cepat sekitar jam Sembilan karena Bang Musram ada kesibukan, Ibu malah heran dan bertanya kenapa saya pulang cepat. Sejak itulah, saya mengetahui kalau Ibu tidak lagi terlalu mempermasalahkan aktivitas saya di Pagarnusa. Hari demi hari saya dan teman-teman menjadi murid Lembaga Pencak NU Pagar Nusa, sekarang menjadi Ikatan Pencak Silat NU Pagar Nusa. Minggupun berganti minggu hingga tibalah kami penaikan tingkat. Untuk itu, kami akan melewati yang namanya masa pengisian tenaga dalam tingkat pertama. Saya, Idil dan Fero diberikan ilmu tenaga dalam oleh Bang Musram. Kami duduk melingkar di lantai dua SMP 9 tepat di samping SD Negeri 5 Mandonga. Saat itu kami pindah latihan, yang awalnya di SD Negeri 5 Mandonga berpindah ke SMP 9. Mulailah ritual pengisian dilakukan, duduk melingkar dan saling memegang tangan di samping kanan kiri. Kami diminta untuk berkonsentrasi dan menutup mata serta menahan nafas di perut. Beberapa saat kemudian Bang Musram seperti membaca mantra-mantra pertanda pengisian sementara dilakukan. Dengan mengeluarkan nafas dari hidung beberapa kali dengan sentakan, kalau lagi pilek sebaiknya tidak melakukan hal ini. Hehehe Pengisian telah selesai dilakukan, kami diberikan masing-masing secarik kertas yang berisikan beberapa Dzikir yang harus diamalkan setiap selesai shalat. Bukan Cuma itu, kami juga diwajibkan melakukan puasa muti selama tiga hari. *** Ritual puasa mutipun dilakukan, begitupula membaca dzikir yang merupakan amalan yang wajib dilakukan setelah shalat. Dzikir yang dibaca harus sampai ratusan kali. Tentunya ini membutuhkan waktu yang sangat lama. Saya, Idil dan fero melakukan dzikir pertama di Mushallah Kompleks BLK selepas shalat Isya berjamaah. Om wiji yang Imam saat itu, heran-heran melihat kami bertiga selepas shalat menark dari saku celana secarik kertas dan kemudian membacanya. Karena yang menjadi jamaah Cuma kami bertiga, maka tidak ada orang lain yang melihat aktivitas kami selain Om wiji sendiri. Singkat cerita, kami melakukan ritual puasa muti dengan amat sangat melelahkan, kami juga kebingungan tentang aturan puasa tersebut. Yang kami diberitahu adalah makan yang putih-putih. Padahal sebenarnya puasa muti tersebut adalah dimana sahur dan buka puasanya haruslah nasi dan air putih saja. karena dalam pikiran saya dan teman-teman adalah makan yang putih-putih, maka saat berbuka puasa saya meminum air putih dicampur gula pasir. Kan warnanya putih. Hehehe Begitupula dengan Idil, dia memasak telur rebus dan makan putihnya. Alasannya sama, yaitu putih. Bahakan saya masih ingat, kami bertiga saya, idil dan pero makan ubi rebus dengan dicampur gula pasir. Dengan alasan yang sama, yaitu berwarna putih. Jadilah puasa kami itu gagal tanpa disadari karena yang kami pahami puasa muti adalah makan yang putih-putih. Puasa muti selesai selama tiga hari, kami mulai kembali latihan setiap minggunya. Hari demi hari, minggu demi minggu teman-teman latihan kami semakin bertambah. Saat itu kami pindah latihan dari SMP 9 kembali ke SD 5 Mandonga di sampingnya. Karena ada perbaikan lapangannya. Ada beberapa teman-teman baru yang ikut juga latihan. Secara usia, mereka lebih tua dua sampai tiga tahun di atas kami dan rata-rata sudah SMA. Mulailah kami berkenalan satu persatu dan ternyata ada dari mereka yang tinggal dekat dengan kompleks kami. Namanya Musafir sekolah di Madrasah Aliyah Negeri MAN 1 Kendari dan dia tinggal di Jalan Anawai sekitar 500 meter dari kompleks kami tinggal. Semenjak itu, kami akrab dengan Musafir bahkan menjadi sahabat. Saya sering berkungjung ke rumahnya begitupula sebaliknya. *** Saat sudah hampir setahun latihan di Pagar Nusa, saat itu Bang Musram tidak melatih kami untuk sementara karena ada urusan penting. Katanya akan menghadapi Kuliah Kerja Profesi KKP di kampusnya. Selain itu dia juga sibuk mempersiapkan diri untuk maju menjadi calon Ketua HMI Komisariat Pertanian. Oh yah, saya juga sedikit mulai mengenal HMI dari Bang Musram dan dialah salah satu orang yang mendorong saya saat itu untuk ber HMI jika kuliah kelak. Karena Bang Musram tidak bisa melatih kami, untuk sementara maka kami dilatih oleh Kak Mus. Saya lupa siapa nama aslinya. Yang jelas, seingat saya kami memanggilnya dengan Kak Mus. Dia tidak mau dipanggil Abang. Karena menurut dia itu tidak pantas buat dia. Kak Mus saat itu adalah siswa STM Kendari, saya tidak tahu tepatnya kelas berapa dia saat itu. Kepribadian Kak Mus jauh berbeda dengan Bang Musram, Kak Mus lebih lembut dalam melatih. Dia juga tidak pernah sama sekali memarahi kami. Meski begitu, kami tetap menghormati dan menghargai dia. Kak Mus juga memiliki prinsip-prinsip yang berbeda dengan Bang Musram. Salah satu contohnya adalah Bang Musram paling tidak mau berhubungan dengan teman-teman Pagar Nusa lainnya. Saya tidak tahu persis masalahnya, saat itu seingat saya ada juga kelompok Pagar Nusa selain kami dan mereka latihannya di halaman kantor Departemen Agama Depag. Kalau tidak salah, yang melatih di sana namanya kak rudi. Berbeda dengan Bang Musram, Kak Mus malah mengajak kami latihan sama kak Rudi di Depag. Latihan di Depag sedikit berbeda suasananya. Kalau kami biasanya terkesan tertutup dan rahasia, di depag lebih terbuka bahkan di sore hari. Perlengkapannya juga lumayan lengkap, ada alat pengaman buat sparing. Berbeda dengan di tempat kami kalau sparing tanpa pengaman. Kami menikmati latihan di Depag, sayapun semakin semangat. Apalagi Kak rudi tidak pernah sama sekali menyinggung soal kami yang latihan di tempat yang berbeda. bahkan dia mengatakan kalau kita tetap sama meski berbeda tempat latihan. Sekitar tiga bulan kami latihan di sana, selain sore ada juga latihan di malam hari. Meski latihannya bersama, kami tetap dipisah karena alsan beberapa jurus yang sedikit berbeda. Hingga saat Bang Musram sudah kembali dari KKP nya dan dia juga sudah terpilih menjadi Ketua Umum HMI Komisariat Pertanian. Bang Musram datang saat kami latihan di Depag. Peserta latihan di bawah kepemimpinan Kak Mus juga semakin bertambah. Anak dari Kompleks BLK juga bertambah satu, yakni Yudhistira. Teman-teman sekolah Musafir dari juga dipanggilnya untuk bergabung di Pagar Nusa. Ada juga Imank yang tinggal tepat di depan Lorong Anawai yang juga masih berkeluarga dengan Musafir. Saya dan Imank juga berteman akrab, tapi sebelum dia masuk Pagar Nusa. Karena sering berkunjung di rumanya Musafirm saya juga jadi akrab sama teman-teman di lorong Anawai dan sekitarnya termasuk Imank. Selain itu, sepupu satu kali saya namanya Wawan tinggal di Anawai. Bahkan saat itu saya lebih akrab dan loyal kepada teman-teman saya dari Anawai di banding Kompleks sendiri. Saat itu malam hari kami berkumpul di Mushallah Depag, Bang Musram terlihat sangat marah. Saya lupa apa yang membuat dia marah. Sepertinya gara-gara kami latihan di Depag dan tentunya kemarahan itu ditujukan kepada Kak Mus. Terjadilah persitegangan saat itu, Bang Musram marah besar hingga sempat menarik kak Mus untuk sparing. Lucunya, kami menangis saat itu termasuk Musafir. Hahahaha semoga Musafir baca ini. Apalagi di saat kami disuruh memilih antara mengikuti Bang Musram atau Kak Mus. Tentunya ini adalah pilihan yang sulit bagi saya dan beberapa teman yang lain. Tapi bagi teman-teman yang baru bergabung di saat Kak Mus yang melatih tentunya sangat mudah. Hati kecil saya saat itu memilih Kak Mus, karena saya merasa Kak Mus lebih menghargai orang lain. Bukan berarti Bang Musram tidak, akan tetapi Bang Musram lebih keras dalam memperlakukan kami. Selain itu, dalam kasus malam itu Kak Mus tidak dalam posisi bersalah. Meski dia membawa kami untuk berkenalan dengan kak Rudi dan dilatih olehnya, kami menikmatinya dan mendapatkan hal-hal baru yang belum kami dapatkan. Akhirnya, banyak teman-teman memilih Kak Mus dibandingkan Bang Musram. Kami dipisah di dua sisi. Satu di sisi yang memilih Kak Mus dan satu sisi yang lain memilih Bang Musram. Seingat saya tidak ada yang memilih Bang Musram dan ada beberapa yang belum meenentukan sikap termasuk saya sendiri. Meski hati kecil saya memilih Kak Mus, akan tetapi di sisi hati saya yang lain tidak mungkin mengkhianati bang Musram. Karena bagaimanapun Bang Musram yang pertama mengajar saya di Pagar Nusa. Di sinilah untuk pertama kalinya saya belajar tentang komitmen, konsistensi, kesetiaan serta loyalitas kepada orang lain yang saya anggap berjasa kepada saya. Yang belum memilih adalah kami yang bergabung di Pagar Nusa sebelum Bang Musram pergi KKP. Karena tidak bisa memilih, Musafir bergeser di sisi Mushallah di tempat yang bukan opsi antara memilih Kak Mus atau Bang Musram. Artinya dia abstain, kemudian di susul oleh teman-teman yang lain termasuk saya sendiri. Kami memilih untuk tidak memilih ke dua opsi yang diberikan. Sesaat setelah itu, Bang Musram dan Kak Mus memberikan kejutan. Ternyata tepat jam dua belas malam saat itu Kak Mus berulang Tahun dan pertengkaran yang mereka lakukan hanyalah sandiwara. Buru-buru kami menyeka air mata, tangisan berganti gelak tawa. Akan tetapi di situ Bang Musram menganggap Kak Mus berhasil membentuk kami. Meski hanya tiga bulan bersama-sama, Kak Mus mampu menciptakan kondisi Perguruan semakin banyak muridnya. Serta kak Mus mampu menggantikan sosok kepemimpinan selama Bang Musram pergi. Semenjak itu, Bang Musram kembali mengambil alih latihan di pagar Nusa. Sedangkan Kak Mus melatih di tempat lain. Karena murid semakin banyak, maka Kak Mus atas izin dari Bang Musram membentuk Cabang di tempat lain. Kamipun tidak pernah lagi latihan di Depag begitupula Kak Mus tidak pernah lagi mengajak murid-muridnya latihan di sana. Oh yah, Kak Mus dibantu sama Chandra Jaya dalam melatih murid-muridnya. Setiap bulan kami melakukan latihan gabungan antara murid-murid Kak Mus dan murid-murid Bang Musram. Secara kuantitas, murid-murid Kak Mus lebih banyak dibanding kami. Tapi secara kualitas boleh diadulah…. Hehehe. Latihan gabungan biasa dilakukan saat akhir pekan dan biasanya kami bermalam di pinggir pantai jauh dari Kota Kendari. *** Kalau dihitung, sekitar tiga tahun saya mengikuti Pagar Nusa hingga akhirnya berhenti. Kami, yang seangkatan termasuk seangkatan dengan teman-teman yang bergabung bersama Musafir juga sudah sampai di tahap akhir tingkatan. Kami diangkat menjadi pelatih, apalagi semenjak Bang Musram terpilih jadi Ketua HMI Komisariat Pertanian, dia tidak tiap minggu hadir saat latihan. Segala Teknis termasuk melatih teman-teman yang lain diserahkan kepada kami. Yang menggantikan tugas-tugas Bang Musram saat melatih adalah Musafir. Oh yah, entah kebetulan atau tidak, yang selalu menjadi pimpinan itu namanya diawali dengan Mus. Bang Musram, Kak Mus dan Musafir. Hehehe. Bang Musram hanya datang kalau pengisian saja, selebihnya adalah tanggung jawab kami di bawah kepemimpinan Musafir. Entah bagaimana ceritanya kami pernah “marah” sama Bang Musram dan kami sudah melakukan perlawanan dengannya. Bang Musram pasti tertawa membaca ini. Jadi, kebiasaan kami sebelum masuk ke tempat latihan, kami duduk dan nongkrong di depan ruko kecil sekitar dua ratus meter dari tempat latihan. Pas di depan jalan besar, nama rukonya ummushabri, yang anak kendari pasti tahu tempatnya di mana. Hampir bahkan semua pelatih saat itu kami sudah menjadi pelatih tidak langsung masuk ke tempat latihan. Kami sudah jenuh dengan keadaan saat itu, kami membiarkan saja para murid menunggu kami. Hingga tak diduga ternyata Bang Musram datang ke tempat latihan. Meski kami ceritanya melakukan perlawanan, kami juga takut-takut. Artinya melawan setengah-setengah, hahahha. Karena sebelum memasuki tempat latihan harus melewati Ummushabri, jadi terlihat Bang Musram datang melintas melewati kami. Tidak ada tegur sapa saat itu, Bang Musram berjalan dengan cepat yang sudah menjadi khasnya. Kami tahu dia sangat marah kepada kami. Saat itu kami tidak langsung masuk karena ceritanya kan kami melawan, masa takut??? Hehehe….. Sesaat kemudian ada salah satu murid yang mendatangi kami, katanya Bang Musram panggil. Kami saling melihat, setelah diskusi kecil dan dipimpin oleh Musafir, maka kami masuk. Di tempat latihan, terlihat Bang Musram sudah duduk bersilah di depan murid-murid yang juga duduk bebaris dengan posisi bersilah. Kamipun mengambil posisi yang sama agak jauh di sisi kanan. Saat itu kalau tidak salah latihan kembali di SMP 9. Setelah kami duduk, tanpa basa basi Bang Musram langsung bersuara. Seperti membacakan surat keputusan, dia memecat kami. Jadi kurang lebih dia mengatakan seperti ini “Musafir Muchtar Arsyad, Eko Miharjan oh yah, selama di Pagar Nusa naman saya dirubah sendiri oleh Bang Musram dari Eko Miharjah menjadi Eko Miharjan, katanya waktu menulis nama huruf “h” yang saya tulis seperti “n” meski suda diperbaiki, Bang Musram tetap saja menyebut nama saya dengan Eko Miharjan, Tuan Afero Harahap, Muhammad Chaidil Halim, ….. ada beberapa nama yang saya lupa, DIPECAT!!!!” Sesaat kami terdiam, “untuk nama-nama yang disebut tadi untuk silahkan meninggalkan tempat ini!!!” Bang Musram mengusir kami tanpa memberikan penjelasan kenapa kami dipecat. Saya lupa, apa sempat salaman atau tidak sama dia. Yang jelas, dia berpesan kalau suatu saat nanti kita akan ketemu kembali di tempat yang lain. Meski dipecat, saya tidak merasa menyesal dengan keputusan itu. Saat itu saya sudah SMA dan memang banyak disibukkan dengan aktivitas di sekolah. Tapi bagaimanapun, tidak bisa saya pungkiri, di Pagar Nusa oleh Bang Musram kami tidak hanya diajarkan Ilmu silat dan tenaga dalam. Tetapi juga dilatih mental dan kemampuan berorganisasi. Kami juga dilatih kepemimpinan di sana, dilatih untuk berbicara di depan umum. Jadi, tiap minggu kami diwajibkan membawakan kuliah tujuh menit kultum sebelum latihan di depan teman-teman. Bukan hanya kultum, kami juga harus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada teman-teman terkait materi kultum yang kamui bawakan. Di Pagar Nusa lah saya termotivasi untuk aktiv di Palang Merah Remaja bahkan menjadi Ketua hingga akhirnya juga menjadi Ketua OSIS. Di Pagar Nusa juga saya semakin termotivasi untuk bargabung di Himpunan Mahasiswa Islam, meski semenjak SMP saya sudah ada keinginan untuk itu. Akhir cerita, saya mengucapkan terima kasih Banyak kepada Bang Musram, kepada Kak Mus entah sekarang dia di mana, Chandra Jaya yang pertama mengajak saya untuk bergabung di Pagar Nusa juga entah sekarang dia di mana teman-teman ku yang lain terutama Tuan Afero Harahap dan Muhammad Chaidil Halim yang selalu bersama-sama pergi dan pulang latihan. Semua teman-teman yang terlibat saat itu terima kasih banyak. Saya tidak akan melupakan kisah-kisah di masa itu. Wassalam….. Tulisan ini juga bisa dibaca di Blog dan Lihat Catatan Selengkapnya Latihan dilakukan selama 2 jam, mulai pukul – WIB. Sengaja diadakan malam hari, mengingat banyak anggota yang harus bekerja dan bersekolah pada pagi hingga sore hari. Meski sibuk, mereka tetap menyempatkan diri untuk berlatih. Berapa biaya pengesahan Pagar Nusa? “Jadi Pagar Nusa ini nggak sekadar menekuni beladiri saja. Tapi yang terpenting silaturami dan semangat menjaga kiai,” terangnya. Dalam kesempatan itu, Ihwan juga menegaskan bahwa untuk mendaftar dan latihsn Pagar Nusa adalah gratis. Sedangkan biaya pengesahan juga terbilang murah hanya Rp Latihan pn setiap hari apa? Setiap malam Jum’at dan malam minggu, bahkan biasa juga tiga kali seminggu, yakni hari senin, rabu dan sabtu. Berapa sabuk PN? Tingkatan sabuk Pagar Nusa Sabuk Hijau badge Kuning. Sabuk Hijau badge Merah. Sabuk Hijau badge Biru. Sabuk Hijau badge Coklat. Berapa jumlah anggota Pagar Nusa? Hal itu disampaikan Ketua Pagar Nusa wilayah Lampung, Yana Supriana, saat menggelar apel siaga Pagar Nusa di halaman pondok pesantren Darussa’adah, Selasa, 21 Desember 2021. “Total anggota Pagar Nusa yang diterjunkan selama Muktamar ulama 34 berjumlah 1100 orang dan 500 orang relawan,”kata Yana. Apa saja sabuk Pagar Nusa? Penjelasan Sabuk Hijau badge Putih Anggota Sabuk Hijau badge Kuning Anggota Sabuk Hijau badge Merah Anggota Sabuk Hijau badge Biru Anggota Sabuk Hijau badge Coklat Asisten Pelatih Sabuk Hijau badge Hitam Pelatih Kapan pengesahan warga Pagar Nusa? Sabtu 03/4/2021. Kegiatan pengesahan warga baru / telasan ini rutin dilaksanakan setiap 2 kali dalam setahun yaitu pada Bulan Muharram dan Rajab. Adapun jumlah warga yang disahkan menjadi warga baru Pagar Nusa adalah sejumlah 40 orang. Berapa lama latihan Gasmi? Khataman calon warga baru sendiri merupakan pengesahan siswa GASMI yang telah menempuh latihan selama 1 tahun dan sudah mendapat amalan yang telah di ijazahi. “Ijazahan akan dilaksanakan 1 bulan sebelum pelaksanaan khataman,” kata Sekretaris MWC NU Sampung yang kerab disapa Cak Pri ini. Apa saja warna sabuk PN? Warna Strip/Cleret Sabuk Pagar Nusa Putih. Kuning. Coklat. Biru. Merah. Hitam. Warna apa saja sabuk Pagar Nusa? warna Putih, Kuning,coklat,biru,merah,hitam. Atraksi para atlet Pagar Nusa. /media purwodadi / Siti Khofifah. LAMONGAN TODAY - Sabuk dalam perguruan silat, tak terkecuali Pagar Nusa adalah suatu identitas dan tingkatan anggota sesuai materi dan pelatihan yang telah dikuasai. Untuk mendapatkan tingkatan seorang yang ikut dalam perguruan silat khusunya di Pagar Nusa harus mengikuti prosedur penilaian dan memenuhi proses hingga hasil yang dicapai. Dalam setiap aliran perguruan dan padepokan mempunyai cara tertentu untuk menilai dan menguji seorang anggota agar layak mendapatkan sabuk sesuai tingkatannya. Baca Juga CEK FAKTA Syarat Menjadi Pendamping Sertifikasi Halal Harus Anggota GP Ansor, Benarkan? Umumnya yang sering kita dengar untuk menguji seorang anggota dengan UKT Ujian Kenaikan Tingkat. Untuk proses UKT adalah wajib bagi seorang anggota dalam mengikuti pelatihan Pencak Silat. Karena menjadi suatu faktor penting untuk mengetahui sejauh mana seorang anggota mampu mempraktekan atau mempelajari materi pelatihan yang telah diberikan seorang pelatih. Baca Juga Liga Europa Prediksi Galatasaray vs Barcelona, Kabar Pemain, Tanding pada 18 Maret 2022 Dini Hari Umumnya Ujian Kenaikan Tingkat dilaksanakan setiap enam bulan sekali atau setahun sekali. Purworejo, NU OnlineSedikitnya 68 putra-putri dari unsur pemuda mengikuti Ujian Kenaikan Sabuk UKS Pagar Nusa Kabupaten Purworejo. Selain kegiatan yang bersifat fisik, mereka juga dibekali dengan materi wawasan kebangsaan dan ke-NUan."Acara ada tes fisik kekuatan dan daya tahan tubuh, tes gerakan jurus, seni tanding, dan mental. Para peserta harus jalan di aspal di bawah terik matahari tanpa alas kaki sepanjang 20 km," kata Ketua Pencak Silat NU Pagar Nusa Kabupaten Purworejo Aji diakhiri dengan pengambilan sabuk. Peserta diharuskan berenang menahan arus menyeberangi Sungai Jali untuk mengambil sabuk sebagai tanda 2017, Aji Amdani berharap ke depan pencak silat semakin memiliki peran yang signifikan bagi pembentukan karakter pemuda."Tidak hanya menjadi seni beladiri untuk kepentingan jaga diri dan keamanan, namun pencak silat diharapkan mampu menumbuhkembangkan karakter pemuda yang progresif, militant, dan berjiwa korsa," kata Aji usai UKS yang digelar di Desa Jatiwangsan, Kecamatan Kemiri, Purworejo, Ahad 1/1 kemarin."Tahun ini kami siap meningkatkan kualitas baik sebagai seni, olahraga, maupun beladiri agar mampu membentuk pemuda yang lebih baik. Kami berharap pencak silat mampu bersaing dengan perkembangan beladiri yang semakin dinamis baik secara nasional maupun internasional," pencak silat sebagai khazanah sosial sangat dibutuhkan untuk memperkuat dan meneguhkan karakter generasi muda dan masyarakat secara umum. "Saya optimis ke depan pencak silat khususnya Pagar Nusa semakin berkembang dan menjadi pilihan bagi pemuda untuk mengasah kemampuan serta mental," imbuhnya. Mukti Ali/Alhafiz K Probolinggo, NU Online Jatim Untuk mengetahui sampai dimana kemampuan seseorang perlu adanya ujian. Seperti yang dilaksanakan oleh Pencak silat Pagar Nusa Kota Probolinggo yang melaksanakan Uji Kenaikan Tingkat UKT, Ahad 28/02/2021. Kegiatan tersebut dilaksanakan di pantai permata, Pilang Kota Probolinggo. Wakit, Ketua Pagar Nusa Kota Probolinggo menjelaskan, pelaksanaan UKT ini sesuai dengan hasil Rapat kerja Cabang Rakercab Pagar Nusa Kota Probolinggo. Bahwa pelaksanaan UKT dilaksanakan setiap 4 bulan sekali. Pada UKT kali ini merupakan UKT jilid satu yang diikuti sekitar 87 peserta dari semua tingkatan. “UKT ini merupakan hasil dari Rakercab yaitu pelaksanaan UKT dilaksanakan setiap 4 bulan sekali dan ini merupakan jilid 1 yang diikuti kurang lebih 87 peserta,“ ujarnya. Menurutnya, untuk menjadi anggota sah Pagar Nusa harus menyelesaikan semua tingkatan tersebut. “Jadi UKT ini dilaksanakan setiap 4 bulan sekali. Untuk menjadi anggota Pagar Nusa semua peserta nanti harus menyelesaikan semua tingkatan yang terdiri dari sabuk putih, kemudian kuning, merah, biru, cokelat dan hitam. Setelah dari sabuk hitam baru nanti dikukuhkan sebagai anggota Pagar Nusa,“ ungkapnya. Baca juga IPNU-IPPNU di Probolinggo Peringati Harlah dengan Bagi Sembako Ia berharap, semua peserta bisa mengamalkan motto kulitas sebagai kebiasan dan karakter dalam pengabdian. “Harapannya nanti semua peserta benar-benar mengamalkan motto kualitas sebagai kebiasaan dan karakter sebagai kualitas. Kata-kata ini bukan hanya sekedar kata-kata biasa tapi harus benar-benar ditanamkan di dalam hati,” pungkasnya Penulis Atmadi Editor Romza Setelah bergabung dengan Perguruan Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa pada Juni 2021 lalu, dan sebagai program ektrakurikuler di Madrasah Diniyah Qarnul Islam, untuk pertama kalinya Pesantren Qarnul Islam Ledokombo, Jember, gelar Ujian Kenaikan Tingkat UKT pada hari Minggu 13/2/2022. “Tujuan kami tidak hanya fokus untuk beladirinya saja, tetapi juga agar mereka para santri semakin mendalami soal agama, materi PSNU Pagar Nusa, dan kuat mental, serta fisik,” ujar Khairul Anas selaku Ketua Panitia UKT Pagar Nusa Pesantren Qarnul Islam Jember mengungkap tujuan diselenggarakannya kegiatan UKT Pagar Nusa. Ujian Kenaikan Tingkat kali ini, diikuti oleh 35 santri dan dihadiri 22 pelatih. Para santri dites pada empat pos, yaitu pos materi, pos keagamaan, pos mental, dan pos fisik. Masing-masing pos dijaga oleh 6 pelatih. Di pos materi, para santri diuji tentang Prasetya Pagar Nusa, arti lambang, sembilan sikap, tendangan, pukulan, dan jurus baku TK. Sedangkan di pos keagamaan mereka diuji mengenai wudu, tayamum, salat sunah, nama-nama nabi, nama malaikat beserta tugas-tugasnya, dan lain sebagainya. Sementara di pos mental, para pelatih menguji santri dengan bermacam metode, seperti menguji kesetiaan kepada perguruan, praktik menjaga kiai, merayu pohon pisang, menangkap semut betina, dan semacamnya. Dan di pos fisik, mereka akan diuji beberapa hal mengenai ketahanan fisik dan sabung. 22 pelatih yang didatangkan masing-masing telah lulus ujian kenaikan tingkat pada sabuk hijau badge putih, kuning, merah, biru, lalu cokelat, kemudian hitam, serta sudah memiliki sertifikat sebagai pelatih. Di samping itu, beberapa pelatih mengaku dirinya bergabung dengan Pagar Nusa sejak 4 sampai 5 tahun. Oleh karena itu, kemampuan, pengetahuan dan pengalaman mereka dalam melatih Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa tidak dapat diragukan lagi. Rohiki Mahtum sebagai Sekretaris Ujian Kenaikan Tingkat Pagar Nusa Pesantren Qarnaul Islam melaporkan bahwa pada ujian kenaikan tingkat yang pertama ini nantinya santri yang lulus akan mendapat sabuk polos hijau dan sabuk polos badge putih. “Kenaikan tingkat ini ditandai dengan pemberian sabuk dari pra polos ke sabuk polos hijau, dan dari sabuk polos hijau ke sabuk hijau badge putih. Ketidaksamaan pemberian sabuk tersebut ditinjau dari kemampuan para santri dalam pencapaian penguasaan materi,” jelas Rohiki Mahtum. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Pencak Silat Nahdlatul Ulama PAGAR NUSA Singkatan PSNU Pagar Nusa Copot pendirian 3 Januari 1986 Didirikan di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur Status Badan Otonom Nahdlatul Ulama Spesies Silat Kuntau Lokasi Urut-urutan Kramat Raya No. 164 Jakarta Buku, DKI Jakarta Bahasa formal Bahasa Indonesia & Bahasa Jawa Pendiri KH. Abdulloh Maksum Jauhari Atasan Umum Muchamad Nabil Haroen Slang لَا غَالِبَ اِلَّا بِااللهْ Tiada nan dapat mengecundang kecuali bantuan dari Sang pencipta Organisasi induk Nahdlatul Jamhur Momongan organisasi Legiun Inti Pagar Nusa PASTI Asosiasi Pertalian Silat Silat Indonesia IPSI Situs web PSNU Gerogol Nusa Patois ڵا غالب إلا بالله Tiada yang dapat mempercundang kecuali pertolongan bersumber Allah Pagar Nusa atau sering disingkat PN, merupakan organisasi pencak silat di dasar naungan Nahdlatul Cerdik pandai yang berdiri pada 22 Rabi’ul Akhir 1406 H / 3 Januari 1986 M di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur dengan Komandan Umum pertamanya ialah KH. Abdulloh Maksum Jauhari dalam rangka mengesakan dan mewadahi sejumlah perguruan terlak NU yang dahulunya beraneka macam dan menggermang sendiri-koteng.[1] Hingga kini Pagar Nusa memiliki jenama resmi “Kuntau Terlak Nahdlatul Ulama Pagar Nusa”.[2] Sogang Nusa berdiri perumpamaan badan otonom di bawah naungan Nahdlatul Ulama yang berbasis kampanye kerumahtanggaan melaksanakan ketatanegaraan NU pada pengembangan seni, budaya, pagar adat, olahraga pencak silat, pengobatan alternatif, dan pengabdian publik. Album [sunting sunting sumber] Berdirinya gerakan pencak silat Pagar Nusa ini pada lazimnya dilatarbelakangi maka itu pikiran lopak-lapik yang dirasakan oleh para ulama terutama aktifis pencak silat nan kala itu tidak ada suatu wadah nan menaungi para aktifis pencak terlak yang jumlahnya tidak abnormal, para ulama dan aktifis bersimpati jika aktifis terlak silat di lingkungan NU kala itu tidak ada wadah singularis bikin berganduh dalam suatu kancah. Lantas kemudian satu saat, pendekar sumber akar Surabaya, Jawa Timur Bapak Suharbillah sowan kepada KH. A. Mustofa Bisri Gus Mus kerjakan meminta pendapat dan fatwa akan situasi tersebut. Tinggal KH. A. Mustofa Bisri membagi saran kepada KH. Suharbillah cak bagi memusat dan cenderung kepada Gus Maksum Lirboyo, Kediri. Lalu tepat pada rontok 27 September 1985, para ulama dan aktifis pencak silat melakukan musyawarah di Pesantren Tebuireng, Jombang dan beragenda buat mendirikan sebuah organisasi nan berafiliasi kepada Jam’iyah Nahdlatul Cerdik pandai dengan tujuan idiosinkratis untuk mewadahi dan mengembangkan kemampuan di bidang pencak silat. Satu hari selepas itu, ialah pada tanggal 3 Januari 1986, para ulama dan aktifis silat silat di kalangan NU tadu menyelenggarakan pertemuan dan musyawarah di Dangau Pesantren Lirboyo, dan di perjumpaan inilah disepakati pembentukan organisasi pencak pencak di bawah naungan NU dengan nama “Pagar Nusa”. Kemudian pada sungkap 16 Juli 1986, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama yang momen itu diketuai makanya KH. Ahmad Shidiq sebagai Rais Aam dan KH. Abdurrahman Wahid Gus Mutu ibarat Bos Umum-nya, melakukan peresmian terhadap Terlak Pencak Sogang Nusa sebagai keseleo satu fisik otonom di bawah pangkuan Jam’iyah Nahdlatul Ulama dan ketua umum Pagar Nusa pertama bisa jadi dijabat oleh KH. A. Maksum Jauhari. Hierarki Organisasi [sunting sunting sendang] Pimpinan Sendi PP di tingkat nasional; Pimpinan Kewedanan PW di tingkat area; Bimbingan Cabang Idiosinkratis PCI berkedudukan di kepengurusan luar kewedanan; Pimpinan Cabang PC di tingkat kabupaten/kota; Arahan Momongan Cagak PAC di tingkat kecamatan; Pimpinan Rayon Tali berkedudukan di pondok pesantren maupun lembaga pendidikan; Pimpinan Ranting Ranting di tingkat desa/kelurahan. Daftar Ketua Umum Bimbingan Sentral Gerogol Nusa [sunting sunting perigi] Ketua Masyarakat Didikan Kiat PAGAR NUSA PetahanaMuchamad Nabil Haroen sejak 2017 Dibentuk 1986 Pejabat purwa KH. A. Maksum Jauhari Potret Nama Periode Mulai Radu KH. A. Maksum Cendekiawan 1986 2003 Dr. KH. Suharbillah 2003 2007 Drs. KH. Fuad Anwar, 2007 2012 KH. Aizzudin Abdurrahman 2012 2017 Muchamad Nabil Haroen 2017 sekarang Intensi Gerogol Nusa [sunting sunting sumber] Pembinaan, pengembangan, preservasi, dan pendayagunaan profesi seni, budaya, bela diri pencak kuntau, dan ketabiban dengan segala aspeknya, baik aspek seni, budaya, bela diri pencak silat, dan ketabiban bak cabang sport maupun seni budaya dan aspek ketabiban mental spiritual kerumahtanggaan bagan mewujudkan umum Indonesia yang berbudi indah dan Pancasilais. Berlakunya wangsit Islam menurut paham Ahlusunnah wal Jamaah dengan menganut keseleo satu Mazhab Empat di tengah-paruh jiwa masyarakat dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersendikan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Panca Prasetya Pagar Nusa [sunting sunting sendang] Kami pesilat Pencak Pencak Nahdlatul Ulama Pagar Nusa, sanggup Bertakwa kepada Allah SWT. Berbakti kepada Nusa dan Nasion Menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan Mempertahankan validitas dan mencegah kemungkaran Mempertahankan paham Ahlusunnah wal Jamaah. Aliran Beladiri [sunting sunting sendang] Pagar Nusa di ketahui mewadahi beberapa aliran-aliran perguruan beladiri yang dahulunya berdiri koteng, sehingga kembali dikenal dengan sebutan “Pagar Nusa IPSI-Nya NU.” Karena beragam perguruan beladiri berafiliasi dibawah naungan Gerogol Nusa. Terserah puluhan lebih-lebih ratusan perguruan maupun bengkel seni Pencak Terlak yang menjadi adegan terbit Sogang Nusa, sejumlah diantaranya yaitu sebagai berikut. GASMI Manuver Kampanye Pencak Muslimin Indonesia NH Perkasya Peguron Sapu Jagad Dewa Perkasa Cimande Ababil Surakarta Ababil Jember PSHC Terlak Pencak Harimau Cimande DOB PENAGA Dakwah Olahraga Beladiri Pecinta Negara dan Agama SPKM Kuntau Pencak Kordho Manyuro AT Al-Akhlaqu At-Thohiroh Tulungagung PHPN Tameng Hati Gerogol Nusa Sunan Dolok PMP Medali Sembilan Macan Ireng Maung Putih Dragon Putih Padepokan Nur Langit GBR Garuda Bambu runcing SDM Satria Daya Manunggal Tegal Istighfar/JPC Harimau Madukara IPS Maruyung ASMA Purwokerto PPS Kuntu Mancilan CEPEDI Cepat Pembelaan Diri LBI Harimau Steril Satria Agung GATEDA Tulungagung Carangkuning PSKH Blitar Pentjak Bersih Pusparagam Hati “Trah Setia Hati” PORSIGAL PN Kuntau Kalimantan Naga Hijau Parikesit SAPERTI Satria Perkasa Zakiah Hokashito Garuda Kudus Maung Kembar Joko Tingkir Asmaul Husna Pagar Nusa Silamba Wiqri Bengkel seni Langit Tujuh PERSIS PPS Putra Siliwangi Sapu Jagad Lintang Songo Nurul Jadid Sogang Nusa Cikalong Pagar Nusa Cikaret Shaolinshi Sehati Muslim Silat Betawi Kucing Hitam Spirit Asli Asta Dahana Sogang Nusa AL Ghozaliyah Sendeng Semperen 7 …Dst. Masih banyak kembali aliran-aliran perguruan di seluruh Indonesia yang berlindung di bawah panji PSNU Pagar Nusa. Catatan kaki [sunting sunting sendang] ^ Syahrial, Muhammad 2020-01-01. Pusat Juara Beladiri. Ilmu Cemerlang Group. ISBN 978-623-7764-00-7. ^ “Sejarah Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa”. 2022-05-31. Diakses tanggal 2021-09-11 .

berapa lama latihan pagar nusa