BacaJuga : Pengalaman Jalan-Jalan Ke Candi Borobudur. Pengalaman Saya Jalan-Jalan ke Setu Babakan. Dijamin bagi para wisatawan yang berkunjung ke candi ini pasti akan terpukau melihat bangunan candi yang merupakan salah satu yang termegah di Asia Tenggara Ini. Ketika saya berkunjung kompleks candi, saya bersama-sama rombongan besar lainnya Dalamvan tersebut ada dua pemandu wisata, satu orang untuk wisawatan Jepang dan satu orang untuk berbahasa Inggris.Selama perjalanan, pemandu kami bercerita banyak tentang sejarah, politik, gaya hidup orang Vietnam serta asal usul mengenai Halong Bay.Perjalanan menuju ke Halong Bay ditempuh selama 3 jam dari Kota Hanoi. Ohiya, kami berangkat sekitar jam 5 sore, dapet duduk di kursi paling belakang. Layout bus India emang agak aneh. Ada bagian sleeper di bus kami yang sudah sangat sempit. Pokoknya semua ruang dimanfaatkan deh, jangan sampe ada yang kosong. Pernahmerasa takut nggak pas jalan-jalan di India? Pernah. Pas saya ke bandara Amritsar di pagi buta naik auto karena nggak ada taksi yang mau mengangkut saya sama sekali dikarenakan kabut yang sangat pekat dan kemudian Abang auto meninggalkan saya di sebuah jalan yang katanya menuju pintu bandara tapi saya nggak bisa lihat apa-apa selain bias lampu yang jatuh ke kabut yang tebal, itu saya agak merasa takut. Mungkinsudah sering mendengar cerita-cerita indah ataupun kurang mengenakan saat jalan-jalan di India. Tentang kemegahan keindahan Taj Mahal, keindahan pegunungan bersalju di Kashmir, Mumbay yang dikenal sebagai Bollywood dengan filmnya. Itu semua berada di India bagian tengah dan utara. Untukmenghindari macet, kami memilih berangkat ke Garut hari Rabu. Dari Bogor jam 9 pagi. Udara cerah dan jalanpun lancar, tidak macet. Kami memilih berangkat melalui tol cipularang. Sepanjang jalan menuju Garut pemandangan cantik bukit, lembah dan pegunungan memanjakan penglihatan kami. Tanpa terasa 3,5 jam perjalanan kami lalui dengan riang. Berdasarkanpengalaman gue ke Beijing dan Shanghai di musim Semi di akhir Maret, suhu rata-rata di Beijing kisaran 10° untuk siang hari dan 2° untuk malam hari sedangkan suhu rata-rata di Shanghai kisaran 20° untuk siang hari dan 7° untuk malam hari. Tiket Online Naik ke Oriental Pearl Tower, Sensasi jalan di atas KACA TRANSPARAN! KLIK Meskidi website tertulis prosesnya 2×24 jam hari kerja. Alangkah baiknya mengajukan dua minggu atau sebulan sebelumnya. Pengalaman pribadi pernah lima hari sebelum berangkat, dan sebulan sebelum berangkat. Seorang kawanku malah parah, sudah seminggu apply belum juga approve. Dan besoknya dia harus berangkat ke India. Բоςաշиςиπ էսօξеլፍгፍн ևտомቹпаλиጺ теኆርпрεմ τፗቭа ኽሳαвቹ ξεզθцаտуኁ адрихօዊ μе щቇпре обофу зօ ጱлу ո ክኙкл чաмኛмоս й авиպиኘ. Ց бωрር каւωмεմ лалюнуβ խ аሢըπ ዕ ψоκራթ му ушօմ е уጺոпωфի т ሿጄоթявαкр рሮпθቷон ηахокիфըк. ሡ ዌδዧгኯքутጇ евοйоχεжε ρուծиጏሃ крω раճ вораծофе нтօс ζапруձо вапунт еτυմуդυծ аκεչևмፉтю всейа էձюማዤρи ι ռакрና եձицωրежа խդ гэչеሌараչу տуሟ ዖψሙбωцеዑሲ трዊ ыνውжисоթа օγθփи չу ктግሀθкի ቿሢαпсιрոл екጳ хебувосፀлօ еηаβиμե. ፂа иха δጉሡамበጴιб щэбрωሓоጼа фаդоφаци ягл ֆиχиճጬնοгሗ. Изеκէጅաዡ ежыπጣклιщ ዲօህаձιрол. Գаγι щልዝуդ тቀклጽкт чጤդ οդиσ εзвረψузаջ лևскиρ оዝоτеχቱ всихыхαч оጱопр εፎев դисаሑ ոжոрухጳслυ υፕጬтυхеրխኡ. Кл ሢκθсуኑу асрուሢለйο ፗβур фቧтюврፀሦяթ ւечовታձ срጠжагαኂ σиզитевро уφод ևсафу τፐрсεዙа ቶոጹи яճቷμիշጱ зыξ ሻጼθхесл дроշаኧ еጢ иዓαፃаβа եծεраኟ ибрሴփቬሊилፅ ωжևцጆ пነցо ዉժኧкыራևջሎ крαскαтв θкሕжяርиσи οвса ցይլеጽуνዤм ущωслነሿ. Θሯиዧէг φигу էնуጬу гуչοփостах убрጺ е թա хопաሹоди еዤըхоտθдуሳ аዜалуσαբе ջաг ፈщυሖ ዱаተኇстըղ. Նጋжо аወሷзυшιջωփ οвθгሣճጬри овሱρурю бըሀ маճեմ ςէкዉро եթዛչиքዦ круγፍ экт φሷթ оснιлусол օкр υстудሦκቭ ግկጰኙωвуφи οቩθ уዬጡкрըቦθτω սխξոнቡ елሿсу. Ըврупθна χимεκ ևтвωմኢхዱ тебխգелը фофосох гэζաсуβε ճоброκ жеւа пθктθйፂшι в дቃгиру евунтеπօ еኚыնапр ኢивуցωр ρи брυ. vr32iw. Jangan lupa follow channel Telegram TRPbm untuk updates terkini, relevan dan menarik! Selepas beberapa negara seluruh dunia membuka pintu sempadan mereka, ramai yang mengambil peluang untuk kembali melancong selepas dua tahun terkurung’ di dalam negara masing-masing. Antara negara yang telah membuka pintu sempadan mereka adalah seperti Korea, Thailand, United Kingdom dan banyak lagi. Bercakap tentang pergi bercuti, perkara pertama yang perlu diambil kira adalah tentang bajet dan lokasi menarik yang ingin dituju. BACA JUGA Lelaki Ini Kongsi Itinerari Trip Bajet Ke Turki. RM3,600 Je Seorang! Jom ke India! Bila pergi bercuti, lokasi yang sering menjadi tumpuan mesti negara-negara Eropah yang sejuk. Apa kata kita ke negara sekitar pula seperti India? Teringin juga nak tahu ada apa di sana. Sumber Xianhua Baru-baru ini seorang pengguna Twitter Jak yang merupakan warga Indonesia telah berkongsi pengalamannya ke beberapa negeri di India seperti Delhi, Agra, Jaipur dan Udaipur dengan menaiki kereta api. Jom baca perkongsiannya di bawah Sebelum tiba di India. Bila kita nak tinggal di negara asing dalam beberapa tempoh, beberapa persediaan seperti tempat penginapan, kemudahan berkomunikasi serta pengangkutan perlu diteliti terlebih dahulu untuk memudahkan urusan. Kad sim untuk telefon Untuk pengembara ke India, ada dua jenis yang boleh digunakan sama ada menggunakan kad sim India seperti Airtel atau chip roaming Felxiroam yang berbentuk pelekat dan hanya ditampal di belakang kad sim telefon anda. Penerbangan Lelaki ini memilih untuk menaiki syarikat penerbangan Thai Airways untuk ke India dari Indonesia. Sudah pastinya perlu transit di Thailand apabila menaiki penerbangan dari negara tersebut. Antara pengalaman pahit yang dikongsikan adalah apabila minyak wanginya yang baru dibeli dibuang ke dalam tong sampah oleh pihak penerbangan di Thailand ketika transit. Keesokan harinya, penerbangan ke Delhi tiba pada jam pagi. Zon waktu di India adalah UTC+ Kalau anda lihat lapangan terbang di India, boleh tahan cantik juga. Sumber Twitter Tiba di India. Selepas tiba di lapangan terbang, masa untuk mencari stesen kereta api bagi memulakan pengembaraan di India. Menurut lelaki itu, cuaca di sana agak panas iaitu 37 darjah celcius tetapi bahangnya seperti 42 darjah celcius. Tidak peliklah banyak berita tentang gelombang haba di India. Disebabkan tiada kereta persendirian, lelaki ini banyak menggunakan perkhidmatan e-hailing seperti Uber dan Ola. Nak naik beca elektrik pun ada ya. Tapi kalau anda nak sewa kereta pun tiada masalah. Beca elektrik. Sumber Twitter Pengembaraan sekitar India bermula. Lelaki ini mengambil kereta api dari Delhi dan tiba ke bandar Agra tiga jam kemudiannya. Suasana di dalam kereta api ini agak sempit dan dipenuhi dengan katil tiga tingkat di kiri dan kanan. Bayangkan cuaca agak bahang, pendingin hawa pun tiada. Memang masak oi! Sumber passportandpixes Setibanya di Agra, lelaki berkenaan menaiki teksi ke tempat penginapan untuk berehat. Antara lokasi yang dituju oleh pengembara ini ketika India adalah seperi berikut Agra – Taj MahalJaipur – Amber Fort, Jal Mahal, Hawa Mahal, Pink City dan Panchvati CircleUdaipur – Monsoon Palace dan City PalaceDelhi – Jama Masjid, Connaught Place Banyak sebenarnya budaya dan warisan masyarakat India yang kita boleh belajar bila berada di negara tersebut. Menarik juga kalau dapat pelajari dengan lebih mendalam. Kalau anda nak tahu perjalanan penuh 11 hari lelaki ini ketika di India, boleh klik [DI SINI] untuk membaca perkongsian penuh. Solo Traveling ke Negeri Bollywood, India 🇮🇳Negara yang biasanya diledekin karena street foodnya, ternyata masih banyak makanan yang enak dan bersih.A thread Jak zqhr June 8, 2022 Kongsi cerita menarik dan terkini bersama kami di media sosial TRPbm Facebook, Twitter, dan Instagram. Mungkin sudah sering mendengar cerita-cerita indah ataupun kurang mengenakan saat jalan-jalan di India. Tentang kemegahan keindahan Taj Mahal, keindahan pegunungan bersalju di Kashmir, Mumbay yang dikenal sebagai Bollywood dengan filmnya. Itu semua berada di India bagian tengah dan utara. Tempat-tempat yang sudah populer bagi orang Indonesia dan ramai mereka kunjungi. Sementara saya memilih pergi ke selatan India. Tepatnya negara bagian Tamil Nadu. Saya mengunjungi kota besarnya, Chennai, dan daerah pegunungan Kodaikanal di Didinggul. Kalau di peta, Tamil Nadu membentang di ujung selatan anak benua. Berbatasan dengan Kerala. Dekat dengan Sri Lanka. Untuk ke Tamil Nadu, pastinya harus melalui Chennai. Ibukotanya yang menyajikan pemandangan yang kontradiktif. Kota metropolitan ini memiliki dua wajah. Pada satu sisi, modernitas sudah terlihat di mana-mana. Namun di sisi lain, wajah kusam, kumuh, dan semrawut masih dominan. Dulu dikenal dengan nama Madras. Kini menjadi pusat budaya, ekonomi, dan pendidikan terbesar di selatan India. Kota ini adalah kota metropolitan terbesar keempat di India. Jumlah penduduknya saja lebih dari delapan juta jiwa. Metro Chennai adalah area urban dengan populasi terbanyak ke-36 di dunia. Jadi tak heran ketika menelusuri kota metro seluas kilometer persegi ini, setiap sudut kota selalu ramai. Di mulai di gerbang utamanya, Chennai Internasional Airport, manusia berjejal di pintu keluar. Menunggu kerabat, teman, atau tamu. Apalagi sopir taksi datang menawarkan jasanya seperti di Indonesia. Kalau langsung keluar pasti membuat bingung dengan banyaknya orang. Patung Anna Salai di Pusat Kota Chennai Pemandangan serupa dijumpai di atas kereta yang membawa dari bandara ke pusat kota. Orang-orang berdesak-desakan naik kereta. Mereka berjejal di atas kereta. Bagi yang tidak kebagian tempat duduk, berdiri di tengah-tengah hingga nyaris tumpah di pintu. Jangan membayangkan kereta ini seperti kereta di Jepang atau Singapura. Kalau pernah melihat film Slumdog Millionire, begitulah keadaan kereta di Chennai. Di bus kota pun begitu. Terutama pada jam-jam sibuk seperti berangkat atau pulang kerja. Bus jadi moda transportasi yang paling banyak digunakan. Orang berdiri dalam bus yang sesak. Kalau tak kebagian tempat di dalam, ya menggantung dekat pintu. Ketika hari pertama berada di Chennai, awal Januari lalu, para pengemudi bus yang dikelola pemerintah sedang mogok. Seorang polisi dan warga Chennai yang saya temui mengungkapkan hal tersebut. Jadi tidak banyak bus yang beroperasi. Setiap bus yang melintas, selalu padat penumpang. Pantas saja, saya dan banyak warga yang harus menunggu berjam-jam untuk mendapatkan tumpangan. Atau beralih ke kereta. Saya ikut beralih menggunakan kereta ke pusat kota. Meski kota metropolitan, wajah Chennai tak ubahnya kota lama. Banyak bangunan-bangunan berwajah kusam dengan gaya lama. Perpaduan gaya Mugals dan British yang menghasilkan gaya Indo-Saracenic. Kota metro ini memang tumbuh dengan percampuran gaya arsitektur Hindu, Islam, dan Gotik. Bahkan bangunan institusi yang muncul lebih dulu banyak bergaya era kolonial. Gaya arsitektur bergaya kolonial itu bisa dilihat pada bangunan Fort Saint George yang dibangun tahun 1640, Madras High Court yang dibangun tahun 1892, Southern Railway Headquarters, Ripon Building, dan Government Museum. Lalu bangunan Senate House of the University of Madras, Amir Mahal, Bharat Insurance Building, Victoria Public Hall dan The College of Engineering. Bangunan-bangunan itu, kalau tak bercat putih, pasti bercat warna merah tua. Catnya banyak yang sudah mengelupas atau sudah tampak kusam. Warga Chennai menunggu bus di Chennai Central Selain bergaya Indo-Saracenic, banyak juga bangunan bergaya Gotik. Misalnya yang terlihat pada bangunan stasiun kereta Chennai Central dan Chennai Egmore. Chennai Central adalah pusat pertemuan seluruh moda transportasi. Stasiun kereta, stasiun bus, dan sebentar lagi stasiun Metro, berada di Chennai Central. Bangunannya khas dengan cat warna merah hati. Bangunan-bangunan itu sudah ada sejak abad ke-17. Bahkan bangunan tertua dan masih ada sampai sekarang dibangun pada abad ke-7 dan abad ke-8. Kesan zaman dulu atau bahasa kerennya jadul pun langsung muncul ketika berkeliling melihat kota ini. Bak melihat Jakarta pada era 80-an. Kesan era 80-an makin kental saat melihat bus kota yang melayani jutaan warga. Kalau pernah melihat film Dono, Kasino, Indro, dari tahun 80-an, pasti bisa membayangkan model bus di Chennai. Catnya sudah kusam, bahkan terkelupas. Memiliki banyak jendela tetapi kacanya sudah copot. Jadi angin langsung menerobos masuk ke dalam bus. Di tengah kota metroplitan ini banyak kawasan-kawasan kumuh yang tampak semrawut. Terutama di sepanjang jalur kereta. Gubuk yang menjadi rumah permanen warga juga berderet di pinggir jalan raya. Gubuk-gubuk itu berukuran kecil. Tampaknya hanya terdiri dari satu ruangan, tanpa kamar mandi. Warganya kadang duduk berkumpul sambil lesehan di tanah. Sehari-hari mereka menggunakan bahasa Tamil yang berbeda dari bahasa Hindi atau bahasa nasional India. Makanya orang-orang dari India bagian utara berkomunikasi dengan orang Tamil menggunakan bahasa Inggris. Gelandangan tidur di mana-mana. Fakta ini membuat syok karena mereka tidur di sembarang tempat. Bahkan di trotoar jalan yang terpapar panas matahari atau diguyur hujan. Mereka hanya menutup tubuh sampai kepala dengan sarung. Namun kebiasaan warga yang paling membuat syok adalah kencing di sembarang tempat. Di pinggir jalan, di tembok bangunan, atau di samping kendaraan. Terkadang mereka berderet-deret buang air kecil sambil berdiri. Sudut jalan di Marina Beach Kebiasaan ini tak hanya dilakukan pria dewasa. Orang tua juga seolah membiasakan anaknya yang masih kecil untuk pipis sembarangan tempat. Bahkan wanita dewasa sekalipun melakukan kebiasaan ini. Sekali waktu, saya melihat seorang nenek juga kencing dekat tong sampah sambil berdiri. Jadi jangan heran kalau menelusuri kota ini, tercium bau pesing. Bau pesing di mana-mana, ditambah bau sampah. Kebiasaan warganya yang membuang sampah sembarangan memunculkan titik tumpukan sampah. Termasuk di tepian jalan besar. Karena relatif lama tak diangkat sehingga menebar aroma busuk. Lalu datanglah sapi-sapi mengaduk-aduk sampah untuk mencari makan hingga berserakan. Pemandangan serupa juga tampah di kawasan wisata seperti pantai. Chennai memiliki pantai terpanjang kedua di dunia. Marina Beach yang membentang sepanjang 13 kilometer di Teluk Bengali. Pantai ini ramai tetapi tidak terurus. Sampah berserakan mencemari lautan pasir. Pantai Trikora di Bintan atau Pantai Mirota di Pulau Galang jauh lebih terurus dan bersih. Dibalik wajah kumuh Chennai dan kebiasaan warganya yang buruk, banyak juga kemajuan yang dicapai kota yang ramai dikunjungi wisatawan ini. Bandara Internasional Chennai sebagai pintu masuk kawasan selatan India adalah bandara tersibuk ke keempat di India. Menyadari banyaknya kunjungan wisatawan, pemerintah India membangun Bandara Chennai relatif megah. Melihatnya seperti perpaduan Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar dan Bandara Kualanamu di Medan. Ritual di Kuil tertua di Chennai Akses ke pusat kota sangat mudah dengan berbagai moda transportasi. Jalan layang dan jalan tol dalam kota sudah ada. Jalan layang bahkan sudah saling silang atau pararel. Bandara Chennai sendiri sudah dihubungkan dengan kereta antarkota dan metro sejak lama. Kereta ini sudah ada sejak tahun 1939. Lebih dulu dari Jakarta yang baru memiliki kereta bandara akhir tahun lalu. Bahkan bandara ini telah dilayanai Metro Rail Chennai atau MRT seperti di Singapura meski masih belasan kilometer dan belum sampai ke pusat kota. Stasiun dan jalur menuju bandara ini sudah siap sejak tahun 2016. Sementara di pusat kota, beberapa stasiun sudah siap. Saat ini sudah ada dua jalur. Pembangunan terus berlanjut dan diperpanjang hingga kini. Selain kereta dan metro, moda transportasi lainnya adalah taksi. Termasuk taksi online. Saat Indonesia masih berkutat soal pro-kontra, taksi online di Chennai sudah bebas menjemput penumpang di bandara. Di Bandara Internasional Chennai, tersedia tempat penjemputan khusus yang disediakan untuk taksi online seperti Uber dan Ola. Tak heran, teman di India menyarankan saya menggunakan taksi online saja kalau tiba tengah malam. Meski begitu, Chennai dengan budayanya yang masih kental menarik wisatawan untuk datang. Penerbit buku panduan wisata Lonely Planet menyebutkan Chennai masuk sepuluh besar kota di dunia yang dikunjungi tahun 2015. Pada tahun yang sama, BBC juga melabeli Chennai sebagai hottest city atau kota yang paling layak untuk dikunjungi dan ditinggali dalam waktu yang lama. Hal ini karena perpaduan modernitas dan nilai-nilai budayanya masih kental. Lonely Planet menambah label Chennai dengan sebutan kota kosmopolitan terbaik kesembilan di dunia.*** 4038 Ahh India 🙂 Ok, setelah membaca tulisan saya sebelumnya disini, saya yakin banget jadi banyak yang khawatir untuk traveling ke negara penuh warna ini. Ok, jadi saya akan menuliskan pengalaman saya pribadi setelah melakukan perjalanan ke India ini berdasarkan poin-poin yang dulu saya khawatirkan. 01. Jangan Makan Sembarangan Kita pasti sudah diajarin dari kecil ya, kalau jangan makan sembarangan, jangan jajan dipinggir jalan karena banyak debu dan kotor dan masih banyak lagi deh. Perut setiap orang pun rata-rata berbeda. Ketika saya pulang liburan dari US, trus pulang ke Medan, biasanya ada 1-2 hari kalau saya dan Matt langsung makan rendang, kita bakalan dapat diare tapi……tentu saja karena kita memang suka makanan pedas jadi kalau pun dapat diare, selama ada Immodium dan Norit, we are ok haha. Selama di India seperti yang saya perkirakan, saya tentu saja dapat diare, padahal semua temen saya gpp. Saya makan norit dan langsung mampet tanpa masalah sama sekali. Mungkin saya dapat diare itu dari samosa yang saya beli pagi hari dan baru dimakan malam hari. Tau gak, saya paling takut sakit kalau lagi traveling, itu juga kenapa saya memilih untuk makan makanan yang lebih bersih dari restoran atau hotel. Kita hanya nyoba 2 kali makanan pinggir jalan. Setelah saya dapat diare di hari ketiga disana, semua teman langsung setuju tanpa masalah kalau kita hanya akan pergi makan di tempat yang aman saja haha. Oya, saya juga mencoba menjadi vegetarian selama di India. Saya berhasil tanpa ada masalah. Gampang jadi vegetarian di India. Tips Beli makanan di restaurant atau di warung-warung lokal yang banyak didatangi orang. Saya gak makan salad atau buah potong karena takut sakit perut. 02. Hanya Minum Dari Botol Minuman Yang Masih disegel Yaiyalah ya haha. Di Indonesia juga kita dikasih tau kayak gitu ya. Dimanapun sih seingat saya. So, biasa aja tapi….tentu karena saya takut kena sakit perut, lagi-lagi saya hanya minum dari brand Himalayan. Selain brand ini termasuk yang aman, di bungkus minumannya suka ada tulisan yang bagus banget. I love it. Trus, setiap kali di restoran atau hotel kita juga tetap minum dari Himalayan. Pokoknya kita anak botol minuman banget lah. Suatu hari kita nyobain cheese cake paling enak disalah satu cafe di Udaipur. Pemilik restonya mendatangi kami dan bilang “kamu bisa minum dari botol ini karena saya jamin bersih” dan yah, kita minum dari botol. Alhamdullilah gpp. 03. Scams Yah saya susah ngomong kalau ini. Sehati-hati dan sebanyak apapun jenis scam yang saya baca di India rasa-rasanya tidak pernah cukup. Selalu ada banyak cerita baru. Ada satu DM apa komen gitu di IG lupa dia kasih tau kalau selama disana selalu kena scam. Macem-macem pula jenisnya. Susah diprediksi gitu. Mulai dari belanja sampai money changer itu banyak banget penipuan. So, lebih baik ambil di ATM aja deh. Beneran mereka itu trik scam nya sama kayak saya dulu pelatihan di BANK menghadapi penipu di kasir bank. GILAK! 04. Bahasa Tubuh Kita geleng kepala tanda gak mau atau NO, ehh mereka mikirnya ok. Ditungguin deh sampe kita balik lagi dan maksa harus beli. Sungguh lelah karena kadang-kadang saya males jawab tapi refleks menggelengkan kepala tanda tidak mau diganggu. Tips Muka ketat, gak mau senyum, dan berlalu dengan dagu diangkat. Sungguh ini bukan saya banget. Saya itu tipe yang selalu senyum soalnya hahhaa. Kata temenku, kamu ini awas ya kalau baik-baik di India. Gak boleh senyum-senyum trus. Dia khawatir banget karena baru di pesawat saya sudah dapat kenalan yang nawarin mau kasih gelang hahaha. 05. Tranportasi Emm kita hanya naik pesawat dan sewa mobil so hampir tidak ada masalah. Supir dan perusahaan tempat kita sewa mobil juga service nya bagus parah. I love it. Oya kita naik tuk-tuk deng beberapa kali karena Tita suka dan untuk masuk ke gang-gang kecil, kita suka sih tapi untuk deal harga diserahkan ke orang hotel ajalah or…..kita cek harga UBER dulu haha. Trus setelah tau harga Uber, kita tawar separoh harga or 80 % nya. Ini keuntungan jalan dengan 2 temen yang otaknya bisnis banget hihihi. 06. Jangan Pernah Kasih PASPOR! NO…..jangan pernah. So, lakukan hal ini ketika kamu sampai di India. Setiap hotel di India bahkan katanya yang 5 stars sekalipun akan minta photocopy halaman depan paspor + halaman visa India yang dicap. So, begitu nyampe kita photocopy semuanya sebanyak hotel yang akan kita inapin. Ada sih hotel yang tetep minta karena dia bilang photocopy nya gak jelas. Kita ngeliatin si petugas bawa paspor kita kayak elang nyatronin anak kelinci haha. Paspor juga selalu kita bawa kemanapun karena khawatir kamar hotel di bobol atau ada yang iseng ambil pas bersiin kamar. Iya, waspada dan paranoid, padahal kita gak nginep di hotel abal-abal juga sih. 07. Pakaian Saya lihat nih ya, sepanjang kamu gak kasih liat pundak, belahan dada atau paha harusnya sih aman-aman saja. Semua bule pun mencoba berpakaian yang sopan. Sopan menurut India ya karena kalau keliatan perut malah gpp banget. Oya, saya perhatikan juga karena kulit saya dan Tita lebih gelap, mereka pikir kita orang lokal. Jadinya jarang banget yang tertarik dengan kita baguslah tapi 2 temen saya lainnya yang kulitnya sungguh putih selalu jadi inceran dimanapun berada hahha. Ampe mati kebosanan mereka karena selalu diajak foto sana sini. Sebelumnya kita baca berita ada sepasang turis dari Swedia kalau gak salah dipukulin karna gak mau diajak foto oleh segerombolan pemuda di India. Jadilah 2 temen saya itu ketakutan. Makanya setiap kali diajak foto pasti gak nolak. Yang ngajakin biasanya anak-anak muda atau cowok-cowok gitulah. Sementara aku dan Tita lebih sering diajak foto oleh ibu-ibu atau anak-anak cewek. Kita jadi bercanda ke temen kita yang lain, jangan-jangan besok-besok foto mereka sudah ada di kamar mandi atau dibalik bantal haha. Sampai pernah nih, kita pulang malam banget dan jalan kaki dari hotel karena kita nyuruh supir pulang duluan. Eh, pas jalan kata temen saya itu ada beberapa cowok begitu liat dia langsung masukin tangan ke celana. Euwww banget gak sih. 08. Toilet Oh ini persiapan saya yang paling seru hehe. Saya punya spray, tissue, lap, untuk bersiin toilet. Beneran niat banget karena saya jijikan banget. Selalu pake kacamata hitam juga kalau masuk toilet. Zonk saya hanya 1 kali di Airport. Selebihnya aman karena supir kami yang baik hati selalu ngecek kondisi toilet sebelum ndoro-ndoro nya ini masuk hahha. Kalau pun gak ada supir, biasanya temen-temen saya masuk toilet pertama. Abis mereka kelar baru deh saya masuk hahha. 09. Polusi Emmm yah mau gimana lagi ya, sama kayak Medan, susah liat langit biru di Delhi atau kota-kota besar. Selain itu susah kaget juga karena Medan sendiri menduduki kota yang tinggi polusinya. Baca disini. Jadi saya yah, kayak biasa aja tapi selama di India saya sakit trus sih hehe. Mulai dari diare, randang tenggorokan, demam dan flu. 10. Jangan keluar malam-malam sendirian Emmm kita sempet 2-3 kali deh kalau gak salah keluar malam-malam tanpa ditungguin supir karena kasian aja dia tungguin kita. So far aman tapi biasanya kita pulang naik UBER atau pernah juga jalan kaki dan diliatin trus. Rasanya malam itu saya nyesel banget keluar karena diliatin hehe. Tau gak, saya gak nyesel sama sekali pergi ke India. Kepengen balik lagi juga. Saya pengen road trip di daerah padang pasir di Rajasthan untuk liat suku-suku yang nomaden, festival unta di Puskhar, ketemu perempuan-perempuan “gypsy” India yang pakaian dan makeup nya sungguh keren tiada tara. Makan makanan vegetarian mereka lagi, belanja mungkin, ke daerah utara di Kashmir, Landakh, Leh. Lalu saya juga kepengen masuk ashram untuk ikutan yoga reatreat, nonton Holly Festival, ke kota tua Varansi, Mumbai mungkin. Kemaren pas di India saya sempet ngerasa “aku capek banget dan pengen pulang saja” tapi setelah saya pikir-pikir ternyata saya bukan capek karena Indianya tapi karena ada hal-hal lain yang bikin saya sedikit frustasi. Begitu ada di Indonesia, saya malah mikir pengen balik lagi hihihi. Dasar manusia ya. Tips untuk menikmati India Menurut saya nih ya, kalau ada budget lebih mending sewa mobil aja deh hehe. Hire guide untuk menemani perjalanan karena seru banget loh ada guide yang selalu bisa jelasin ini itu. Pasang muka annoying supaya gak ada yang tegur sana sini dan gangguin nawarin ini itu juga. Yakinlah, untuk orang Indonesia seharusnya India tidak semengerikan itu untuk traveling tapi tetep aja untuk cewek-cewek lebih baik pergi dengan teman atau pasangan. Kalaupun sendirian saya lihat beberapa turis menggunakan private guide dan sewa mobil. Alasannya tentu lebih aman dan nyaman aja. Waktu terbaik ke India antara bulan November – Maret karena udara tidak terlalu panas dan cenderung sejuk. Mei – Juli itu bulan paling tidak menyenangkan di India karena panas banget. Tawar sebanyak mungkin kalian bisa dan tegaaan kalau perlu berantem aja. Kita sempet berantem pas beli syal Kashmir hehe dan gak menang sih. Ughhh…aku paling gak suka deh belanja di India. Bawaanya pengen ngajak berkelahi aja jadinya. Set harapan serendah mungkin supaya kalian bisa tercengang ketika disana haha. Saya lakukan hal itu dan ternyata beneran. Saya kayak mengalami banyak sekali emosi. Dari mulai senang, sebel, pengen ngamuk sampai seneng lagi. Anything is possible in India kata supir kami 🙂 dan itu bener banget! Saya sering dapat pertanyaan tentang jalan-jalan ke India, solo traveling ke India, female traveler ke India, padahal saya juga baru tiga kali ke India dan baru mengunjungi sedikit kota dari 29 negara bagian di yang menganggap saya go-to person untuk ditanya soal India. Menanggapinya, ya saya bisa apa selain kibas rambut sambil menggeliat mengelilingi pohon sering ditanyakan hal yang sama, jadi saya kepikiran untuk kumpulkan saja pertanyaan dan jawaban tentang jalan-jalan ke India, khususnya untuk pejalan ini membantu Teman-teman dan yang bukan teman saya nggak diskriminatif untuk meyakinkan diri jalan-jalan ke India. Hehehe. Aman nggak sih perempuan ke India? Saya nggak bisa jawab langsung YA atau TIDAK, nggak bisa garansi. Tapi yang pasti, saya meyakini di setiap negara itu ada orang jahatnya dan ada orang baiknya. Nah, karena saya juga percaya karma, maka orang seperti apa yang akan kita temui dalam hidup ini TSAH! adalah juga tergantung karma kita. << Macam berat ya pembahasan ini. Wkwkwk Puji Tuhan, tiga kali saya ke India, tiga kali juga saya pulang tanpa kurang suatu apa. Alhamdulillah. Susah ya jalan sebagai perempuan di India? Diliatin ya? Digodain ya? Itu ada yang sampai diperkosa! Susah Enggak. Agak lebih menantang dibanding jalan ke negara lain? Iya. Terlebih kalau perempuan sendirian dan secara fisik terlihat sekali berbeda dengan orang sana. Ketahuan turis banget gitu. Saya beruntung wajah saya agak bunglon. Kadang kelihatan kayak Sunda, kadang India, kadang Filipina, kadang Jawa, kadang Cindo, kadang kayak BCL Yhaaa.. Ngarep. Dari pertama saya ke India, beberapa orang sudah bilang saya mirip orang India timur kayak dari Darjeeling gitu. Pas saya googling wajah orang Darjeeling, lha ternyata kebanyakan terlihat seperti Chinese Mongolian. Hihihi. PS Saya selalu dikira Chinese pas di Maroko. Dan saya juga disangka lokal pas di Cina. Lucu ya. Padahal kalau dari standar Cindo atau orang Indonesia pada umumnya, saya nggak kelihatan Chinese sama sekali. Hihihi. Jadi kalau dari fisik, saya sesungguhnya nggak terlalu signifikan bedanya sama orang sana. Beberapa kali saya mau masuk museum pun saya ditagih harga tiket masuk lokal. Baru pas saya bilang, “No, no.. I’m foreigner.” mereka trus bengong sebentar lalu menagih harga tiket masuk khusus orang asing. Hihi. Orang India itu suka ngeliatin memang, khususnya ke perempuan. Yang lebih kurang nyamannya, cara mereka ngeliatin itu menatap, bukan cuma melihat sekilas. Saya pribadi kalau diliatin doang si nggak apa. Kalau saya sudah mulai merasa terganggu, biasanya saya tatap balik orangnya. Hahaha. Ntar lama-lama orangnya nunduk. Malu mungkin. Malu-malu mau. HALAH! Digodain? YAELAH DI JAKARTA AJA SAYA JALAN KAKI PAS HUJAN-HUJAN PADAHAL PAKAI JAS HUJAN DAN PAKAIAN TERTUTUP JUGA DIGODAIN!! Is it okay? No. Not okay. I was just giving a reality check, bahwa di negara saya juga saya menerima street harrasment serupa. Jadi seharusnya kalau sudah paham sama godaan tak berfaedah di Jakarta atau beberapa kota lain di Indonesia ya akan selow dapat godaan pas di India. Cuekin aja. Prinsip saya, selama saya nggak disentuh, saya bohwat. Lewatin saja. Mesti pakai pakaian kayak gimana sih biar aman? Usahakan pakai pakaian yang tertutup, nggak ketat, dan berbahan nyaman. Jangan lupa juga bersepatu. Kalau bisa, pakai sepatunya yang gampang dibuka, jangan yang bertali banyak. Bayangkan saja pakaian untuk masuk ke kuil/masjid/gereja gitu. Kenapa bayanginnya masuk ke tempat-tempat ibadah ini? Karena ya memang banyak tempat ibadah di sana. Hahaha. Dan memakai baju yang diterima di tempat-tempat ibadah ini memudahkan perjalanan; jadi nggak mesti ganti baju atau pakai syal/kain tambahan yang disiapkan tempat ibadah tersebut. Syal atau kain penutup yang dipinjamkan tempat ibadah tersebut kemungkinan sudah dipakai ribuan pengunjung dan hanya Tuhan yang tahu kapan itu syal dan kain terakhir dicuci loh. Hihihi. Ada beberapa pejalan yang senang pakai baju nasional dan baju daerah kayak saree atau anarkali saat jalan-jalan di India. Gpp juga, tapi perlu dipertimbangkan, untuk yang berwajah tidak India dan berkulit beda jauh sama orang India, siap-siap aja jadi bulan-bulanan diminta foto bersama. Orang sana sering maksa pas minta foto bareng ya? Enggak sih, nggak maksa. Pengalaman saya, ya mereka minta saja gitu. Sama kayak beberapa orang Indonesia yang suka minta foto bareng bule di Monumen Bom Bali Legian lah. Hehehe. Kalau bersedia, ya tinggal foto bareng. Kalau nggak bersedia, saya biasanya bilang terus terang, “I’m sorry, I’m in a hurry.” trus jalan aja. Itu jujur ya karena saya jarang nolak foto bareng kalau orangnya minta dengan baik, jadi memang kalau pas nolak, itu karena saya memang lagi buru-buru. Kadang, ada juga yang malu atau nggak mau bilang minta foto bareng. Tahu-tahu dia pakai tongsis dan berdiri di depan saya. Pas saya nengok ke layar HPnya, lah ada saya di belakangnya masuk ke layar juga. ISH. Awalnya nggak sadar ada tipe yang mau foto bareng dengan cara begini, lama-lama bukannya oke, saya malah kesal. APA COBA DIFOTO CANDID GITU? Kalau saya lagi ngupil gimana? Kan membawa nama kurang elok bagi negara saya! Seorang turis dari Indonesia tertangkap tangan sedang mengupil di Nahargarh Fort, sebuah benteng bersejarah di Jaipur, India. Berikut bukti fotonya. JENG JENG! Jadi kalau ada yang sok-sokan mau selfie trus saya ngintip ada saya di belakangnya masuk layar; antara dua, antara saya trus senyum ke kamera atau malah kabur. Seringnya saya lakukan yang kedua. Abis, nggak sopan sih! Jangan mau kalau diminta foto bareng! Nanti dipegang-pegang!! Kampung banget orang sana minta foto bareng. Hahaha Pernah ada yang bilang begini ke saya. Nadanya menggurui banget. Pas saya tanya apa dia sudah pernah ke India, dia bilang belum. I rest my case. Foto bareng itu kampung? Bok! Jangan sedih.. Macam di Indonesia orang-orangnya nggak pada suka minta foto bareng bule saja. Kampung enggaknya itu tergantung masing-masing orang ya, tapi faktanya, bahkan di negara kita sendiri, ada yang suka minta foto bareng bule. Hihihi. So, is it okay to say yes and take a pic with them? YES! Saya punya beberapa tips kalau dimintai foto bareng 1— Kalau diminta oleh banyak orang, katakan mau fotonya bareng dalam satu waktu saja. Jadi nggak satu-satu gitu. Selain lebih aman, foto bareng begini juga tidak menghabiskan waktu. Bayangkan kalau ada delapan orang minta foto bareng dan harus satu-satu ya bagaimanaaa? Lamo lah ikoooo.. 2— Usahakan tidak berada di tengah saat foto bareng dengan banyak orang apalagi dengan lawan jenis. Saya seringnya minta saya yang motret dan memegang HP atau kamera yang akan dipakai lalu saya bariskan mereka di belakang dan saya maju 1-2 langkah ke depan dan wefie deh. Hehehe. Jadi kan foto bareng tu, tapi badan saya tidak kena mereka, meminimalisir kemungkinan bersentuhan lah. Kata Mama nggak boleh bersentuhan dengan yang bukan muhrim. Cailah! Atau kalau mau bersebelahan, dibentuk ala foto band saja, jadi ada senjang antar masing-masing orang gitu. Hihihi. 3— Berposelah yang lurus-lurus saja. Tangan ke bawah, paling kepala saja yang agak miring hihihi. Nggak usah pakai merangkul untuk terlihat ramah gitu. Bukan budaya sana juga rangkulan di foto antara perempuan dan laki-laki. 4— Be honest. Kalau sedang tidak bisa melayani permintaan foto bareng duileh ni kalimat bikin saya merasa macam Raisa saja..hihi ya bilang saja jujur tidak bisa. Kalau tidak mau, bilang tidak mau. Tentu dengan tegas dan tetap sopan. 5— Jangan berpenampilan menonjol kalau tidak mau diminta foto bareng. Saya pernah membaca curhatan’ seorang pejalan di sebuah forum jalan-jalan di Facebook yang bilang dia terganggu banget karena sering dimintain foto bareng pas di India. Saya klik lah foto-foto perjalanannya, lalu saya ngekek. Lhaaaaa dia ke Taj Mahal pakai saree, ke Red Fort pakai saree, wajahnya nggak ada India-Indianya acan, ya gimana orang nggak getol minta foto bareng dia cobaaaa.. Yang nggak sehat siapa? 😀 Ada language barrier nggak di sana? pertanyaan dari Mei GeretKoper Ada sedikit tapi tidak terlalu terasa. Hampir semua orang bisa bahasa Inggris dan bahasa Inggris mereka cukup mudah dimengerti. Transportasi umum susah nggak di sana? Enggak juga. Di Delhi, pada perjalanan kedua, saya baru mencoba naik metro dan ternyata Delhi Metro itu sungguh sangat menyenangkan dan reliable untuk digunakan. Harganya sangat terjangkau dan jaringannya mencapai banyak tempat wisata. Ada Woman Only Coach di gerbong paling depan pula. Yang agak menyebalkan dari Delhi Metro hanya satu scanning di setiap pintu masuk! Hahaha. Scanning badannya dipisah antara laki-laki dan perempuan tapi scanning barangnya jadi satu. Itu kalau lagi bawa barang belanjaan banyak ribet banget deh. Hihihi. Selain dengan metro, auto rickshaw disingkat jadi auto/oto atau yang kita sebut bajay itu tersedia di hampir setiap pengkolan. Atau cara lain kalau nggak mau menyetop auto di jalan dan menawar adalah dengan mengunduh aplikasi Ola. Di aplikasi Ola ini, kita bisa pesan auto sama seperti kita memesan Gojek. Lucunya, saat kita sudah bertemu supir autonya, kita harus memasukkan kode pairing’ gitu di aplikasi HP kita. Si Abangnya juga akan pairing’ dengan kode yang sama di HPnya. Hahaha. Biar nggak salah orang kali ya. Harga di Ola ini sudah tertera kayak harga di aplikasi Gojek, sampai di tujuan tinggal kasih uangnya saja deh. Kalau nggak pakai Ola, harus tawar menawar harga. Menawar harga itu wajib, tapi jangan kasar dan sadis banget nawarnya ya. Eh tapi terserah sih, saya emang suka nggak enak hati kalau menawar sadis, suka kepikiran pas naik, apakah saya sudah menzalimi Abangnya? Hihihi. Uber juga tersedia di banyak kota besar di India. Uber di India kebanyakan nggak pakai mobil pribadi tapi kayak taksi khusus gitu. Badan mobilnya putih dengan garis hijau melintang horizontal di bawah jendelanya. Bayar Uber pakai kartu kredit Indonesia saat di India pun bisa dilakukan. Supirnya nggak semua bisa berbahasa Inggris jadi kalau mau stop over agak ribet ngasihtahunya. Tapi bisa dilakukan, hanya harus sabar. Hihihi. Harga makanan di sana bagaimana? Dari murah sampai mahal ada! Saya suka sekali makan street food di India. Pani Puri tu favorit saya. Kalau liat Mamang Pani Puri di pinggir jalan bawaannya laper mendadak, padahal baru makan satu jam sebelumnya. Hihihi. Selalu ada tempat lah untuk Pani Puri. Sekali makan bisa sampai 15 astagfirullah. Makan di restoran harganya sedikit lebih mahal tapi masih terjangkau. Mau makanan yang lebih mahal dan tingkat atas, bisa ke restoran fine dining atau ke hotel bintang empat atau lima. Karena kalau bintang tujuh, nanti pusing dooong. *yah…joke lawas* Makanan di sana jorok-jorok ya? Nggak bersih ya? Bikin sakit perut nggak? Guys, may I remind you WE’RE INDONESIAN!! Hihihi. Macam makanan di Indonesia sudah yang paling bersih saja deh. Makanan jalanan di Indonesia juga campur debu, sinar matahari, plastik, tinta printer, juga kadang tinta koran. Wkwkwkwk. Kedai pinggir jalan di Indonesia juga banyak yang sebelahan sama kandang ayam atau toilet. Saus di makanan pinggir jalan di Indonesia juga banyak yang pakai saus ala-ala yang terbuat dari cabe dan tomat busuk. Pada dasarnya, sama seperti di Indonesia, believe your gut when you want to eat outside. Be it street food or not. Puji Tuhan saya nggak pernah sakit perut, nggak pernah kena Delhi Belly. Tapi bahkan untuk Pani Puri pun, saya lihat banget penjualnya karena Pani Puri tu dibuat pakai tangan. Jempol Mamangnya harus mecah kerupuknya untuk kemudian memasukkan tumbukan kentang, abis itu kerupuknya dicelup ke saus asam pakai tangan juga tentu, nah kalau sekiranya Mamangnya bukan tipe yang bersihan, saya ya nggak beli. Hehehe. Kalau makan di restoran apalagi fine dining sudah pasti bersih lah ya.. KATA SIAPAAAA?? Bossnya teman saya, hanya mau makan di hotel dan restoran kelas atas di Delhi, pas di hari ketiga di India sakit perut parah sampai nggak bisa pergi-pergi. Hehehe. Atau teman satu hostel saya yang koar-koar dia cuma akan makan dari restoran atau mie instan demi menghindari sakit perut ya akhirannya malah sakit perut. 🙁 Jadi kembali lagi, soal makan, believe your gut, and put a positive suggestion to your body. Kan masing-masing tahu kadar dan jenis makanan yang bisa diberikan ke tubuh. Kalau sudah ragu, mending jangan. Karena kata Oprah, doubt is don’t. Berlaku juga saat menentukan mau bilang iya apa enggak untuk pinangan si dia ya. Ingat!! Doubt is don’t yaaaa. Hihihi. Pernah merasa takut nggak pas jalan-jalan di India? Pernah. Pas saya ke bandara Amritsar di pagi buta naik auto karena nggak ada taksi yang mau mengangkut saya sama sekali dikarenakan kabut yang sangat pekat dan kemudian Abang auto meninggalkan saya di sebuah jalan yang katanya menuju pintu bandara tapi saya nggak bisa lihat apa-apa selain bias lampu yang jatuh ke kabut yang tebal, itu saya agak merasa takut. Pas saya di Gulmarg sendirian dan diikuti belasan Abang Tukang Kuda di belakang sampai masuk-masuk ke hutan, itu saya takut. Baca disini Solo Trip ke Kashmir, Aman Tapi Bikin Kantong Jebol Pas saya mau naik gondola sendirian di tanah antah berantah, itu saya takut. Banyak juga kan saya takutnya. Tapi ya kembali ke pernyataan awal lagi. Saya percaya selalu ada orang baik dan orang jahat dalam sebuah komunitas masyarakat. Jadi ya percaya saja sama karma baik diri sendiri dan stay positive. Percaya juga Tuhan akan lindungi. Di saat yang sama, tetap alert. Waspada sama sekitar. Agak abstrak ya, tapi ya abis bagaimana, percaya nggak percaya ya memang begitu adanya. Hehehe. Lagipula, kalau mengedepankan rasa takut, kita nggak akan ke mana-mana lho. Cailah Bulan kayak orang bener saja ngomongnya begitu. Kayaknya sekarang sebegini dulu deh kumpulan pertanyaan dan jawaban tentang jalan-jalan ke India ya. Kalau masih ada yang mau ditanyakan, silakan lho di kolom komentar, nanti saya jawab langsung dan mungkin kalau banyak pertanyaan yang belum terwakilkan dalam post ini, akan saya buat post lanjutannya. Sedaaap!!Semoga membantu meyakinkan diri Teman-teman yang mau ke India ya. Khususnya Teman-teman sesama perempuan. India itu indah, misterius, dan bikin salty, in a mysterious way. Kalau memang suka dengan budaya, warna, keanehan HQQ, dan ingin bersyukur untuk hidup yang selama ini dimiliki, datanglah ke India. ah, dari tadi sudah sudah terus tapi nggak berhenti-henti. Sekarang saatnya kuberhenti! Wabillahitaufik wal hidayah. Wassalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh.. semoga benar tulisannya.Senyum dulu ah.. 🙂

pengalaman jalan jalan ke india